Menjadi seorang bintang dibutuhkan suatu usaha yang serius. Bukan hanya kemampuan yang dimiliki, namun sejumlah pengalaman menjadi nilai penting dalam perjalanan sebuah karir. Sebelum itu, mimin punya sejumlah kisah pengalaman para Top Desainer Indonesia. Langsung aja yuk, simak pembahasan di bawah ini!
HENRICUS KUSBIANTORO
![](https://lombadesain.id/wp-content/uploads/2020/09/Henricus.jpeg)
Nah, sobat creator tau nggak siapa dia? Henricus Kusbiantoro. Pria kelahiran Bandung yang merupakan art director di Landon. Ia berhasil menjadi top desainer grafis Indonesia terkenal di dunia. Henricus menekuni bidang desain grafis sejak 1992 di Seni Rupa Institut Teknologi Bandung loh. Ia dibimbing oleh Prof. A.D. Pirous dan Priyanto Sunarto seorang perancang grafis senior sekaligus kartunis politik Indonesia. Wah keren yah sobat.
Sejak kecil, ia memang suka menggambar. Sejumlah ilustrasi pada buku-buku legenda sangat ia gemari. Henri pun mengoleksi buku-buku wayang dan membuka bisnis sewa buku. Saat menginjak SMA pun, Henri pernah merancang logo bagi tim sepakbola di sekolahnya. Dasar sudah cinta dengan desain grafis, ia pun melanjutkan pendidikannya hingga jenjang pascasarjana dan lulus pada 2000 dengan predikat hightest achievement.
Inilah salahsatu kampanye karya Henricus yang diresmikan di World Economic Forum, Davos, Swiss pada 2006 yakni, kampanye desain merek global US Red Campaign for AIDS in Africa inisiasi pemusik Bono Band U2. Selain itu, adapula karya logo dan merek lainnya yaitu logo Samsung Beijing 2008, Hewlett Packard “Make it Matter”, serta Piala Dunia American Football.
Menjadi desainer logo, bukan sekadar melahirkan logo demi memuaskan ego rancangan. Namun, juga melihat peluang untuk membangkitkan merek yang terlupakan, dipandang remeh bahkan tersia-siakan. “Desainer logo hanya bertugas mempersiapkan simulasi logo untuk sebuah ‘kemungkinan persepsi bisnis yang baru’. Tentu saja output yang dihasilkan tidak selalu memaksakan penggantian.” – Henricus Kusbiantoro.
ANDRE SURYA
![](https://lombadesain.id/wp-content/uploads/2020/09/Andre-Surya.jpeg)
Berawal dari hobi bermain game animasi kini menjadi jagoan animator dan visual effect. Bagaimana tidak, sejak kecil ia sudah sangat tertarik dengan dengan dunia desain, terlebih pada desain 3D. Berbekal game balap ia mempelajari software 3D. Kesenangannya berlatih software 3D melebihi hobinya bermain game. Di kelas 3 ini ia memutuskan untuk menekuni visual effect. Hasil karyanya berupa background 3D dikirimkan ke DeviantArt (website khusus karya grafis) dan ke media, seperti Elemental Magazine.
Perlahan tapi pasti, ia pun mulai memetik hasil kerja kerasnya. Sejumlah kejuaran di luar negeri berhasil ia raih seperti di Amerika Serikat dan Eropa. Tidak hanya itu, ia juga mendapat nominasi Artist of The Month di Taiwan pada 2001, menduduki peringkat kedua dari 100 karya di Majalah Elemental Magazine bahkan ia pun terlibat dalam pembuatan visual effect pada film Ironman, Transformer, Startrek dan Indiana Jones. Wow, keren kan sobat!
Sebenernya siapa sih sosok ini? Dialah Andre Surya. Pria kelahiran Jakarta 1984 yang berkecimpung di dunia visual effect. Kemampuan seni 3D-nya ditorehkan pada visual effect game seperti, “Starwars: Force Unleashed” yang hadir di Playstation 3 dan film animasi “Rango”. Kini Andre mendedikasikan diri di Indonesia, dengan mengembangkan kreativitas dan kemampuan teknik digital art anak bangsa, melalui pelatihan les gambar 3D/3D Animasi.
DANTON SIHOMBING
![](https://lombadesain.id/wp-content/uploads/2020/09/Danton-Si.jpeg)
Danton Sihombing, Founder dan CEO konsultan salahsatu brand lokal terdepan di Indonesia, Inkara Brand Consulting. Bersama desainer Ilma Noe’man ia mendirikan brand lokal yang aktif menangani brand study, brand strategy, brand identity dan internal brand engagement programs.
Sebelum itu, Danton Sihombing menempuh pendidikan di jurusan Desain Grafis, Universitas Trisakti (1987-1988). Kemudian melanjutkannya di jurusan Desain Grafis, Institut Kesenian Jakarta (1989-1993), dan mendapatkan gelar Master of Fine Arts/MFA dari Graphic Design Major, Savannah College of Arts and Design (SCAD), Georgia, USA pada 1995-1997.
Salahsatu karya pi-font-nya yang terpilih dalam koleksi Linotype Take Type Library 2: The Second International Type Design Contest 1997, yang diselenggarakan oleh Linotype—type foundry legendaris dunia yang berlokasi di Jerman. Selain itu, namanya juga tercantum dalam daftar Type Designers and Punchcutters from Gutenberg until Today oleh Hans Reichardt untuk Klingspor-Museum Offenbach, museum tipografi di Jerman.
Pada 2006 ia pernah menjabat sebagai anggota Presidium Asosiasi Desainer Grafis Indonesia (ADGI) dan menjadi Ketua Umum Asosiasi Desainer Grafis Indonesia (ADGI) periode 2007-2010. Saat itu pula ia berhasil membuahkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk profesi Desainer Grafis yang telah disahkan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
RINI SUGIANTO
![](https://lombadesain.id/wp-content/uploads/2020/09/Rini-Su.jpeg)
Sosok wanita cantik yang menekuni bidang arsitektur. Rini Sugianto. Namanya telah dikenal lama sebagai pekerja animasi film Hollywood seperti, The Adventure of Tintin: The Secret of Unicorn (2011) berlanjut ke Iron Man 3 (2013), Avengers: Age of Ultron (2015), hingga Ready Player One (2019) yang masuk nominasi piala Oscar 2019.
Beberapa film lain, yang ikut ia tangani termasuk The Desolation of Smaug (2013), Ironman 3 (2013), Hunger Games: Cathing Fire (2013), Avenger: Age of Ultron (2015), serta Teenage Mutant Ninja Turtles 1 dan 2 (2014 dan 2016).
Juru animasi asal Lampung ini sudah berprofesi sebagai animator sejak 2005, bermula dari magang di salahsatu perusahaan game. Awalnya ia tertarik di dunia animasi saat mendalami bidang 3D yang menjadi bagian dari latar belakang pendidikan arsitektur yang dia ikuti di Universitas Parahyangan, Bandung. Saat ini Rini panggilan sapaannya, sudah bekerja di Industrial Light & Magic di San Fransisco dan menggarap banyak project film Teenage Mutant Ninja Turtle (TMNT).
“Berdasarkan pengalaman Rini, di Amerika Serikat studio maupun pencari animator tidak mempermasalahkan dari mana animator tersebut menempuh pendidikan. Hanya saja, ia harus memiliki porotofolio yang baik”-Rini Sugianto
MARSHA CHIKITA
![](https://lombadesain.id/wp-content/uploads/2020/09/Marsha-ci.jpeg)
Kiki. Nama sapaan wanita animator Upin dan Ipin asal Indonesia. Kiki memilih mengenyam pendidikan di Mulimedia University, Selangor, Malaysia . Selepas pendidikan, ia melanjutkan magang di Les Copague Production dan turut andil dalam pembuatan animasi Upin dan Ipin.
Pada 2010 Kiki dipilih menjadi karyawan tetap yang menanggung jawabi komposter efek visual. Disinilah Kiki mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan bakatnya di bidang animasi. Saat kembali ke Indonesia pada 2012, ia membentuk Monso House, perusahaan animasi independen dan bekerja sama dengan lima orang rekannya.
Gimana nih sobat creator, menarik bukan menjadi desainer grafis? Berbekal sebuah karya kamu bisa menjadi sosok yang terkenal. So, tunggu apalagi isi waktu luangmu dengan belajar desain grafis. Semangaattt!!!